-->

other blogger

Thursday, October 20, 2011

Brunei - The Abode of Peace. (Imam Masjid Vs Pedangdut)

Ketika Masjid di kuasai oleh Dangdut, Imam Masjid Vs Pedangdut.


Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin
Ditulisan sebelumnya, gw hanya bercerita sedikit tentang Mesjid Omar Ali, mesjid megah yang terdapat ditengah bandar sri bengawan itu lohhh. Nah disini gw akan mengulas lebih jauh tentang mesjid ini juga cerita lucu yang gw alami didalamnya.
Bangunan ini bernama lengkap Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin. Masjid ini dinamai berdasarkan Omar Ali Saifuddien III, Sultan Brunei ke-28 dan selesai dibangun pada tahun 1958. Masjid yang mendominasi pemandangan kota Bandar Seri Begawan ini melambangkan kemegahan dan kejayaan Islam yang menjadi agama mayoritas dan agama resmi Brunei Darussalam.
Kubah yang dilapisi emas murni merupakan ciri khas dari mesjid ini, selain itu juga terdapat satu menara sebagai bagunan tertinggi yang didalamnya terdapat lift dimana pengunjung dapat naik dan melihat pemandangan dari atas sana. (sumber: wikipedia)

Mesjid ini menjadi persinggahan kami untuk melaksanakan shalat jum'at. Panas terik matahari siang itu memaksa kita untuk membeli dua gelas air kelapa dingin dari pasar seharga B$1/cup. Sesampainya dimesjid ternyata di sana menyediakan air sirup dingin yang di suguhkan dalam bentuk galon besar lengkap dengan gelas plastiknya, *arghhh, andai bersabar sedikit, pasti kita bisa menghemat dua dolar tuh, :- p.
Setelah dua, tiga gelas air sirup membasahi tengorokan, kami putuskan untuk mengambil wudhu dan memasuki mesjid lebih awal.

Dengan melihat megahnya mesjid ini tentunya banyak hal-hal wah yang terdapat di mesjid ini dong, dalam otak gw. Setelah kubah emas dan juga menara berlift, gw lumayan dibuat norak dengan airmancur yang ada di tengah-tengah kolam tempat kami ambil wudhu, air mancur besar yang mengeluarkan air untuk wudhu para jamaahnya (memang agak lebay sii, tapi seriusan baguss euyy : - P ).

Ketika masuk kedalam, gw kembali dibuat terkagum dengan isi mesjid, lantai yang berhiaskan marmer-marmer besar, lampu-lampu kristal yang mengantung rendah diatas kepala kita, juga ornamen-ornamen ukiran arab di sekitar dinding mesjid. "wow, indah pisan iye mah" gumam gw dalam hati.
Hal pertama yang gw rasakan ketika masuk mesjid adalah nyaman, adem dan damai, udara sejuk yang menerpa tubuh gw dihasilkan dari AC diseluruh penjuru mesjid, Karpet tebal nan lembut yang terbentang di seluruh ruangan mesjid dan lantai serta dinding yang beralaskan marmer emang pas banget untuk menghasilkan suasana tersebut. Secepatnya gw mengambil shalat sunah dua rakaat dan duduk untuk memejamkan mata :-)

Posisi duduk yang gw ambil ada di bagian tengah kanan masjid, bagian yang paling nyaman menurut gw karena terdapat tiang besar yg berdekatan dengan dinding, yang sangat pas untuk meletakan tas dan juga badan. hehehehe. maklum hari itu bener-bener pegel dan panas.
Khutbah berkumandang, kamipun terlelap dalam tidur --seriusan, kalo yg ini jgn dicontoh yah--. Sesekali mata terjaga untuk mengaminkan doa ditengah khotbah. Setelah khotbah selesai dibacakan, seluruh jamaah berdiri dan siap melaksanakan shalat. Raka'at pertamapun berhasil kami lakukan dengan semangat dan khusu'. Masalah muncul di rakaat berikutnya.

Ketika rakaat kedua dimulai, ada bunyi suara handphone g jauh dari tempat gw berdiri, yaps ga jauh karena gw yakin banget suara itu berasal dari dua baris didepan dr gw.
Pikir singkat gw, "set dah keras bener tuh suaran, tapi palingan musiknya akan segera berhenti, pasti tuh orang langsung panik dan mencat-mencet tuh handphone dia sampe mati bunyi suaranya".
Ternyata pikiran gw salah, handphone itu bukan di kantong dia, melainkan di lantai tepat didepan dia (gw bisa menyimpulkan seperti ini, dari suara handphone yang mengelegar tanpa ada sedikit redaman dari saku celana dia), dannnnnn suara musik pun berlanjut, yang tadinya hanya sebuah suara instrument musik, kini terdengar suara wanita dibalik musik itu yg tengah bernyanyi, yaps benar sekali, suara wanita yang sedang menyanyikan lagu dangdut, lagu dangdut yang ini bukan lagu dangdut dari hasil rekaman studio, melainkan lagu dangdut dari rekaman orkes tunggal atau konser dangdung yang biasa di sewa di acara pernikahan atau acara sunatan masyarakat indonesia khususnya daerah jawaa, kenapa gw paham bener akan hal ini? Tenang itu bukan karena gw pencinta dangdut sejati kok, melainkan lirik dr suara dia yang gw ingat dan JUJUR membuat shalat gw ga sekhusu' rakat pertama.
Lirik yang gw ingat banget itu adalah:
"Mas, ayo mas di goyang mas."
Sebuah lirik yang biasanya diucapkan pas konser orkes tunggal berlangsung bukan ketika rekaman studio. Gw yakin banget kalo lagu dangdut itu berhasil memecahkan kekhusuan semua jama'ah yang ada di mesjid agung itu, bayangan simplenya kaya gini, lo dan kawan-kawan lo ngeband di dalam ruangan besar yang peredam suaranya hanya Karpet tebal, nah lo bayangin dah tetangga lo yg lagi nonton sinetron bakalan khusu' ga. Walhasil, terjadilah pertarungan besar-besaran antara suara imam masjid dengan sang pedangdut itu. Sang imam yang membesarkan suaranya untuk menutupi suara dangdut, berusaha untuk menjaga agar jama'ahnya tidak goyah dan ikutan goyang. #ehh

Suara lagu itu berhenti ketika kami melakukan sujud pertama di rakaat kedua. Sampai-sampai gw inget banget, "Allahuakbar", dan "sami'allahuliman hamida"-pun dibacakan dengan kencang dan lantang oleh semua jama'ah untuk menutupi suara pedangdut tea.
nahhhh yang jadi pertanyaan gw adalah "Kenapa tuh orang ga berusaha matiin aja tuh handphone dr tadi ya? di ijek atau dia ambil sebentar kan bisa." toh, itu rakaat kedua, yang artinya sekalipun batal rakaat pertama dia masih dapat rakaat kedua dan disambung lagi ke rakaat tambahan. "Ah mungkin, si kang mas ini memang lagi khusu banget sama shalatnya, sampai-sampai dia tidak mendengarkannya." gumam gw, oh atau dia terlalu malu untuk melakukannya, karena nanti dia seorang yang akan berdiri untuk melaksanakan rakaat tambahan? wallahu'alam - hanya allah dan dia yang tau. hehehe.

Shalat selesai bukan berarti semua orang seakan-akan lupa sama kejadian tadi. Gw menyegerakan diri menyelesaikan doa dan berencana untuk duduk bersama farandy yang berada di saf belakang. Mengambil tas di pojok dinding, gw pun salaman dengan seorang jama'ah mesjid,
"Musafir yah." tanya mereka (kebetulan mereka bertiga sedang duduk ngumpul).
"Iyah pakcik" jawab gw kompak bersama luthfian.
"darimana?" tanya mereka lagi
"dari Jakarta cik." kali ini gw yang menjawab.
"Tadi suara dari handphone kamu yah? Lain kali dimatikan sebelum masuk mesjid, Bisa menganggug kekhusuan." seru mereka. *
loh-loh-loh, tidaaaaakkkkkkkkkk, gw merasa dijadikan kambing hitam, serasa di tertancap banyak anak panah. :'(
Sebegitu dangdutkah muka gw :((dengan tenang gw bilang "bukan saya cik, handphone saya silent cik" sambil berusaha menunjukan handphone gw agar si pakcik yakin.
Gw yakin handphone gw silent karena sebelumnya luthfian memasang silent mode di hape gw. Mungkin mereka berfikir suara itu bersumber dari gw karena notabennya jakarta itu berada diIndonesia yang mana secara bukan kebetulan dangdut berasal dari indonesia juga. Selesai "introgasi kecil" gw menuju ke tempat farandhy, di sebelah dia terdapat banyak bapak-bapak kumpul dan sedang membicarakan masalah dangdut tadi, terlihat ada seorang bapak yang dituakan sedang memarahi penjaga mesjid "lain kali jangan sampai terjadi, kamu harus menjaga" <-- kan si penjaganya juga lagi shalat jum'at _-" -->
juga ada bapak lain yg berkata "lagu dr indon tuh", dan banyak lagi yg berucap sejenisnya.

"CLETAK" bunyi jepretan dari handphone gw membuyarkan pembicaraan si kerumunan bapak-bapak itu,
"Hai dek, ga boleh ambil gambar di dalam mesjid ini!" bentak si bapak itu.
makin panik dah gw, mana gw tau kalo ga boleh ambil gambar pake hape _-", hati ini rasa seperti tertusuk anak panah yang kesekian kalinya.
"Hapus, cepat Hapus" lanjut dia. dengan gesit gw hapus gambar tersebut dari hp.
"ga tau si bapak yah, gw baru aja menulis thread tentang mengembalikan data yang terhapus." gumam gw dalam hati. nyahahahahhahaha. -- tar kalo sempet gw kasih gambarnya deh.

Baru sadar ketika gw keluar mesjid dan terlihat di papan pengumuman ada selembaran kertas bergambar, kamera di coret. hmmmm, harus lebih teliti lagi nih kalau mw mengambil gambar. Padahal yah, di malaysia gw bebas aja mengambil gambar di dalam mesjid-mesjid. Mungkin brunei takut kalau design interior mesjid mereka di plagiat oleh mesjid lain, fiuhhh aneh juga yah, harusnya kan bangga yah kawan-kawan kalo ada mesjid lain yang merujuk ke Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin. 

Hari yang melelahkan dengan jum'at yang membakar itu akhirnya berlanjut dengan pertemuan gw (kami maksudnya) dengan bapak alvin, marketing BNI Remittance di brunei yang memiliki pengalaman tentang pahit dan kotornya berpolitik di indonesia. Insya Allah nanti gw akan mempostingkannya di thread berikutnya. :D

Ps:
pesan saya untuk semua kawan-kawan, jangan lupa silent atau matikan handphone anda ketika melakukan ibadah ataupun ketika mendatangi acara-acara yang dibutuhkan ke khusuan didalamnya. :-)


salam dangdut : )

No comments: